Berdoa dan Berusaha Agar Istiqamah
BERDO’A DAN BERUSAHA AGAR ISTIQAMAH
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [Al-Fatihah/1:6-7]
Demikianlah diantara do’a yang senantiasa dipanjatkan oleh kaum Muslimin dalam shalatnya. Syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Do’a ini termasuk do’a terlengkap dan paling bermanfaat bagi seorang hamba. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kepada manusia untuk memanjatkan do’a ini kepada-Nya Azza wa Jalla pada setiap raka’at shalatnya.”
Yang menjadi pertanyaan adalah sadarkah kita dengan do’a yang kita panjatkan itu ?
Do’a ini dipanjatkan agar mendapatkan kekuatan untuk tetap bisa menapaki jalan yang telah ditetapkan oleh Allâh Azza wa Jalla , agar dapat terus melaksanakan syari’at Allâh Azza wa Jalla. Itulah istiqamah.
Istiqamah artinya konsisten menjalankan semua ajaran agama, baik yang besar maupun yang kecil. Perintah supaya istiqamah ini disebutkan dalam al-Qur’an dibeberapa tempat, diantaranya, perintahAllâh Azza wa Jalla kepada Nabi-Nya :
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. [Huud/11:112]
Juga firman-Nya :
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepada-Nya. [Fusshilat/41:6]
Masalah istiqamah sangat urgen untuk diketahui dan diamalkan. Oleh karenanya, ketika Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi Radhiyallahu anhu bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang permasalahan yang tidak akan beliau Radhiyallahu anhu tanyakan lagi kepada orang lain, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawabnya dengan singkat tapi kandungannya mencakup seluruh masalah agama. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya Radhiyallahu anhu :
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
Katakanlah, ‘aku beriman’, lalu istiqomahlah”. [HR Muslim, no. 38; Ahmad 3/413; Tirmidzi, no. 2410; Ibnu Majah, no. 3972]
Perintah istiqamah berarti perintah agar konsisten menjalan seluruh ajaran agama, baik yang zhahir maupun yang bathin, baik yang merupakan amalan hati maupun amalan anggota badan lainnya. Ini tentu bukan hal yang mudah. Keterbatasan ilmu, menjadi salah satu kendala yang mengancam keistiqamahan seseorang. Ditambah lagi penyakit syubhat dan syahwat yang terus gencar mencari korban. Oleh karena itu, usaha keras tetap dituntut agar bisa tetap istiqamah di atas al-haq, atau mendekati al-haq. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا
Maka berusahalah untuk benar dan dekatilah kebenaran dan bergembiralah (dengan pahala amalan yang dilakukannya). [Dikeluarkan Imam al-Bukhâri (39, 6463) dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]
Meskipun ajaran Islam itu mudah, namun istiqamah dalam segala kondisi tidak ringan. Kalau bukan karena pertolongan Allâh Azza wa Jalla , rasanya mustahil seseorang bisa istiqamah. Do’a dan usaha keras tetap dibutuhkan. Jika ada yang bertanya, “Untuk apa kalian terus memohon hidayah setiap hari ? bukankah kalian sudah meraihnya. Apakah kalian tetap meminta sesuatu yang sudah kalian raih ?” Jawabnya adalah kalaulah bukan karena kebutuhan manusia untuk selalu memohon hidayah siang dan malam, tentu Allâh Azza wa Jalla tidak akan menyuruh mereka untuk melakukan itu. Karena seorang hamba senantiasa butuh kepada Allâh Azza wa Jalla demi meneguhkan dirinya agar tetap di atas hidayah. Oleh karena itu Allâh Azza wa Jalla memerintahkan mereka agar selalu memohon pertolongan, keteguhan dan taufiq. Orang yang berbahagia adalah orang yang diberi taufiq untuk selalu berdo’a. Semoga kita termasuk di dalamnya.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XVII/1434H/2013M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
DOA AGAR DIANUGERAHI ISTIQOMAH
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي
Ya Allâh, berikanlah hidayah kepadaku dan berilah taufik kepadaku untuk tetap lurus (benar dalam segala hal)
Dalam riwayat lain :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ
Ya Allâh, aku memohon kepada-Mu petunjuk dan taufik agar tetap istiqâmah
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa secara langsung kepada ‘Ali bin Thâlib Radhiyallahu anhu.
Syaikh Abdurrazâq hafizhahullâh mengatakan, “Doa ini berisi permohonan hudâ dan sadâd (taufik agar tetap lurus dalam segala hal) kepada Allâh Azza wa Jalla. Keduanya merupakan raihan tertinggi dan anugerah termulia. Kesuksesan dan kebahagiaan tidak akan pernah terwujud kecuali dengan keduanya. Oleh karenanya, sangat penting untuk menganjurkan kaum Muslimin agar mengamalkan doa ini.”
Beliau hafizhahullâh juga mengatakan, “Ini adalah sebuah doa yang agung. Kalimat-kalimatnya singkat, namun kandungan kebaikannya begitu agung dan umum (mencakup banyak hal). Ini termasuk dalam kategori jawâmi’ul kalim (kalimat singkat namun memiliki makna luas yang menjadi salah satu keistimewaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam )
(Fiqhul Ad’iyah wal Adzkâr, volume 4, hlm. 164-166)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XIV/1431H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/4133-berdoa-dan-berusaha-agar-istiqamah.html